Investor Amatiran: Tinjauan Pergerakan Harga Saham dari Sisi Estetika (isi tulisan tidak seserius itu)
Oke, sobat cuan cuan boncos! Kali ini kita coba meninjau bagaimana tren pergerakan harga saham dalam suatu rentang periode. Tren ini membentuk suatu grafik historis harga saham yang dapat membantu investor dalam menganalisa sebelum berinvestasi. Setiap saham memiliki grafik yang bervariasi, ada yang bentuknya mirip pola anak tangga, air terjun niagara, hidup suri, longsoran bukit, dan lainnya. Analisa ini biasa disebut analisa teknikal, yang nanti kita coba bahas variasi grafik, tipe-tipe investor didalamnya dan komentar oleh investor amatiran dari sudut pandang estetika grafik.
Selain itu ada yang namanya analisa fundamental, analisa ini fokus pada membaca laporan keuangan. Menggunakan rasio-rasio tertentu untuk menggambarkan kesehatan finansial serta evaluasi kinerja perusahaan. Lainnya, ada yang namanya bandarmology, mansurmology (UYM), "pom-pom" mology yang sudah tentu tidak akan kita bahas.
Investor beneran memiliki strategi dalam berinvestasi serta resiko yang telah dikalkulasi secara matang. Dana untuk investasi-pun menggunakan "dana dingin"/idle cash.
Sebelum kita menyimak grafik tren harga sebuah saham, baiknya kita mengetahui terlebih dahulu terkait pergerakan harganya. Mengapa harga bisa bergerak naik atau turun? hal ini melekat dengan hukum permintaan dan penawaran (ekonomi), penjelasan sederhananya seperti ini:
- Jika permintaan tinggi maka harga naik
- Jika penawaran tinggi maka harga turun
- Jika permintaan dan penawaran cenderung berimbang maka harga stagnan
Untuk mudah memahaminya, kita bisa mengibaratkan sebuah saham sebagai barang dagangan. Ketika barang dagangan tidak laku (permintaan sedikit), biasanya pedagang akan menurunkan harganya dengan harapan laku terjual.
Secara umum tren pergerakan harga saham hanya dibagi 3 fase: Uptrend (naik), sideways trend (konsolidasi alias harga tidak kemana-mana) dan downtrend (turun). Agar terbayang bisa dilihat gambar dibawah ini:
Tren naik menunjukan harga saham cenderung meningkat dengan indikator higher high dan higher low. Sedangkan tren turun menunjukan harga saham cenderung menurun dengan indikator lower high dan lower low. Sementara tren konsolidasi merupakan saat dimana jumlah permintaan dan penawaran seimbang sehingga harga saham hanya berkisar di rentang harga yang tidak begitu jauh.
Setelah mengetahui fase tren harga saham, yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah mengapa investor membeli/menjual suatu saham?
Banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, sebagai contoh:
1. Secara teknikal: Adanya analisa yang menunjukan pergerakan harga membentuk pola double bottom, pola itu dianggap oleh investor merupakan sinyal kuat tren harga akan naik. Lalu investor berbondong-bondong membeli saham tersebut sehingga permintaan menjadi tinggi.
2. Secara fundamental: Laporan keuangan perusahaan tahunan release, pendapatan perusahaan menurun tajam, laba bersih longsor ke jurang. Performance keuangan yang buruk ini merupakan sentimen negatif bagi investor, sinyal trend harga akan turun. Penawaran meningkat tajam.
Selain itu faktor eksternal juga dapat mempengaruhi keputusan investor, seperti kebijakan ekonomi makro, tingkat suku bunga, kebijakan ekspor impor dan sebagainya. Tidak ada faktor tunggal yang menjadi penentu, ini yang membuat analisa saham menjadi seru untuk dipelajari.
Screening awal dalam memilih saham yang dilakukan oleh investor amatiran yaitu dengan memelototi grafik tren harga, biasanya hingga periode 5 tahun kebelakang. Nanti bakal terlihat bentuk grafiknya, dan pikiran imajinatif-pun muncul.
Tipe Grafik: Anak Tangga
Tipe investor:
Sleeping beauty investor.
Komentar:
- Trend harga idaman, harga cenderung naik terus. Big fundamental issue yang akan merubah pola ini.
- Strategi dollar cost averaging bisa diterapkan (alias nabung saham).
- Ruang tumbuh kenaikan harga saham terbatas.
Tipe Grafik: Hidup Suri
Tipe investor:
Peminat harapan palsu.Komentar:
Tidak ada.
Tipe Grafik: Air Terjun Niagara
Tipe investor:
Depresi.Komentar:
Cara cepat menjadi miskin.
Tipe Grafik: Longsoran Bukit
Tipe investor:
Harap-harap cemas, mata panda karena selalu sulit tidur.Komentar:
Cara perlahan menjadi miskin
Tipe Grafik: Naik-Naik ke Puncak Gunung
Tipe investor:
Tidur miskin bangun kaya.
Komentar:
Hope.
Disclaimer: Tulisan ini hanya berupa pandangan subjektif dari seorang investor amatiran (baca:saya), berimajinasi estetik atas grafik yang ditampilkan. Tidak ada tujuan tertentu melainkan sekedar tulisan bukan panduan investasi.
Be youngBe foolishBe happy