Judul berita yang bikin kaget. Saham GOTO ARB, sentuh Rp 50. Dengan market cap yang sempat di angka Rp 400 T hingga saat ini Rp 60 T, agak sulit membayangkan harga sahamnya bisa amblas ke titik terendah Rp 50 (kecuali saham dalam papan pemantauan khusus, harga bisa ke Rp1). Dalam waktu 2 tahun sejak IPO, harga saham GOTO turun 80%an, dana yang telah "menguap" sekitar Rp 300 T. Ratusan ribu investor nyangkut. Sementara itu masih terdapat sentimen positif yaitu fundamental perusahaan yang semakin membaik, tercermin dari EBITDA yang tumbuh.
Di waktu yang bersamaan, salah satu point hasil RUPS menyetujui akan adanya buyback saham oleh GOTO senilai Rp 3,2 T. Sepertinya didalam kesempitan selalu ada kesempatan, momentum yang tepat untuk buyback saham dengan harga yang affordable.
Harga sebuah saham memang tidak melulu mencerminkan kondisi perusahaan sebenarnya. Faktor persepsi, sentimen juga menentukan harga sebuah saham.
Oke diluar itu, saya masih rutin menggunakan Gojek dan juga Tokopedia. Terutama Gojek, setiap hari masih pesan Goride terkadang Gofood. Jika belanja online, saya pasti menggunakan Tokopedia. Secara bisnis, layanan seperti gojek maupun tokopedia sepertinya masih belum tergantikan. Ada yang bilang bahwa Gojek itu "too big to fail", dampaknya bisa sistemik jika gojek colapse. Jutaan driver, merchant saat ini bergantung pada GOTO. Selama jalanan masih didominasi jaket hijau + logo merah putih dan notifikasi Tokped acap terdengar, sepertinya bisnis GOTO jauh dari kata amblas.
So, GOTO buy or bye?