Yang paling menarik atas hasil debat capres cawapres adalah komentar rakyat. Muncul berbagai komentar melalui podcast, obrolan di warung kopi, obrolan bapak-bapak, obrolan ibu-ibu arisan. Hal yang dikomentar biasanya terkait adanya gimmick, siapa pemenangnya, pakaian yang digunakan, capres yang datang duluan ke lokasi debat, "serang menyerang" antar capres cawapres dan lain sebagainya. Jarang adanya komentar atas program dan visi misi.
Jika kita mau jujur kepada diri kita sendiri, mungkinkah dasar kita memilih capres hanya berdasarkan perasaan suka/tidak suka? Program visi misi hanya dianggap sebagai formalitas belaka.
Benarkah subjektivitas menjadi dasar penentuan seseorang dalam memilih capres cawapres?