Pengguna media sosial seperti youtube, instagram, X, meta dan tiktok cenderung hanya mencari content atau informasi yang disukainya atau menarik perhatian. Tujuannya beragam seperti hiburan, dukung partisan, mempertahankan keyakinan/pendapatnya dsb. Sehingga penyematan istilah cherry picking kepada pengguna media sosial sepertinya ada relevansi. Bermula dari pemetik buah cherry, hanya mencari buah yang matang dan bewarna cerah. Litteraly s elektif dalam mencari, hanya buah yang matang dan berkualitas baik yang akan dipetik. Hingga akhirnya istilah itu mengalami perubahan makna atau metaforis, dimana seseorang memilih informasi data/fakta yang hanya mendukung pandangannya dan mengabaikan informasi lainnya yang tidak mendukung. Seperti misalnya viral di media sosial terkait hutang Indonesia yang mencapai ribuan triliun. Ya itu merupakan sebuah fakta. Tapi jika hanya fakta itu yang diolah maka sulit untuk menentukan opini apakah hutang itu besar atau kecil....