Manusia itu bernama Jen-Hsun Huang. Media menyebutnya Jensen. Merupakan pendiri dan pimpinan perusahaan Nvidia. Salah satu produk dari Nvdia adalah GPU (Graphics Processing Unit) dengan brand GeForce. GPU seperti asisten tukang gambar pada komputer atau laptop kita. Tujuannya agar tampilan grafik lebih keren. Bapak Jensen memiliki porsi kepemilikan saham 3% dari perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar 3,48 triliun dolar. Jadi sematan manusia 2000 triliun (rupiah) kepadanya tidaklah mengadi-adi . Kebetulan beliau sedang berada di Indonesia untuk menghadiri Indonesia AI day 2024. Sempat melipir ke wilayah Blok M untuk mencicipi kuliner Jakarta yang bernama GULTIK alias Gulai Tikungan seharga 10 ribuan aka cebanan. Selalu menjadi pemberitaan yang menarik (bagi saya) jika ada tokoh global mencoba hidangan khas Indonesia, ditambah respon yang positif jadi bikin senang dan bangga. Komentar "menakjubkan" terucap dari manusia 2000 triliun setelah mencicipi...
Pengguna media sosial seperti youtube, instagram, X, meta dan tiktok cenderung hanya mencari content atau informasi yang disukainya atau menarik perhatian. Tujuannya beragam seperti hiburan, dukung partisan, mempertahankan keyakinan/pendapatnya dsb. Sehingga penyematan istilah cherry picking kepada pengguna media sosial sepertinya ada relevansi. Bermula dari pemetik buah cherry, hanya mencari buah yang matang dan bewarna cerah. Litteraly s elektif dalam mencari, hanya buah yang matang dan berkualitas baik yang akan dipetik. Hingga akhirnya istilah itu mengalami perubahan makna atau metaforis, dimana seseorang memilih informasi data/fakta yang hanya mendukung pandangannya dan mengabaikan informasi lainnya yang tidak mendukung. Seperti misalnya viral di media sosial terkait hutang Indonesia yang mencapai ribuan triliun. Ya itu merupakan sebuah fakta. Tapi jika hanya fakta itu yang diolah maka sulit untuk menentukan opini apakah hutang itu besar atau kecil....