Skip to main content

Posts

Distorsi Informasi, Bias Tersaji

Pengguna media sosial seperti youtube, instagram, X, meta dan tiktok cenderung hanya mencari content atau informasi yang disukainya atau menarik perhatian. Tujuannya beragam seperti hiburan, dukung partisan, mempertahankan keyakinan/pendapatnya dsb. Sehingga penyematan istilah  cherry picking  kepada pengguna media sosial sepertinya ada relevansi.  Bermula dari pemetik buah cherry, hanya mencari buah yang matang dan bewarna cerah.  Litteraly  s elektif dalam mencari, hanya buah yang matang dan berkualitas baik yang akan dipetik. Hingga akhirnya istilah itu mengalami perubahan makna atau metaforis, dimana seseorang memilih informasi data/fakta yang hanya mendukung pandangannya dan mengabaikan informasi lainnya yang tidak mendukung. Seperti misalnya viral di media sosial terkait hutang Indonesia yang mencapai ribuan triliun. Ya itu merupakan sebuah fakta. Tapi jika hanya fakta itu yang diolah maka sulit untuk menentukan opini apakah hutang itu besar atau kecil....

Desensitisasi

Dalam rangka menetralisir rasa takut setelah menonton film  Siksa Kubur , sesuai judul diatas, kusimak saja ini: Oke pakde chaplin! Iya, kok gitu? Sekira aku tak sebuset yang Oh gitu? Di KTP apa ya? Stay foolish  Tatang obeng Pedih.. Bukan metafora Bener sih, tapi.... Suhu sulit #*&/% Sesama setan dilarang saling menyurupi Sosis sapi?  Kemana A&T? Ya No what what Tambal Nice! KKB sih lewat! Pembahasan tidak pernah dibahas Dra-ma(ngap)